Thank’s Mom
Di keluarga besarku tidak semuanya
beragama Katholik, bahkan Mamaku dulu adalah seorang Islam yang berpindah
menjadi Katholik. Meski berbeda agama, namun kami tetap bersatu menjadi suatu
keluarga besar yang utuh. Tidak tahu kena angin apa, pagi itu ketika hanya ada
aku dan mamah dirumah. Mamah mendapat telfon dari Budhe, beliau marah – marah
mengatakan bahwa Mamah telah menghinanya, memfitnahnya bahkan mengatai beliau
dengan kata – kata kotor. Spontan Mamah mengelak, Mamah berusaha meluruskan
masalah dan menanyai Budhe pelan – pelan, sekian lama mereka berbicara hingga
akhirnya air mata Mamah pecah seusai menutup telepon, yang bisa kulakukan hanya
mengelus punggung Mamah, berusaha menenangkannya sambil berkata “Sabar Mah,,”.
Setelah
ditelusuri, ternyata Mamah difitnah oleh mantan suami budhe. Budhe sewaktu
menikah beragam Islam lalu ketika bercerai berpindah menjadi Katholik. Ketika
mantan suaminya sedang membujuk untuk merujuk entah kenapa kami yang beragama
Katholik justru dijelek – jelekkan bahkan mantan suami budhe itu mengadu domba
kami.
Selama
beberapa minggu, pertengkaran yang awanya memanas mulai mereda. Lalu ketika
Idul fitri budhe berkujung ke rumah dan seakan tidak terjadi apa – apa . Beliau
tidak mengucapkan maaf, tetapi luka yang dibuat begitu membekas di hati Mamah.
Sekali lagi hukum kasih kembali aku temui, aku menjadi teringat kata kata bahwa
ketika kamu mengampuni orang yang telah menyakiti kamu dan mendokan musuh kamu
disitulah kerajaan Allah datang.
Daripada
berpusing – pusing bagaimana cara membalas lebih baik meyelesaikan lalu
menunggu hingga semuanya kembali normal, tanpa pertengkaran masalah bisa
terselesaikan. #Peace Education.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar