Translate

We are Same

I Believe,( not I can fly but) I Can Smile
                Masa Sekolah Dasar harusya menjadi masa- masa yang menyenangkan, pada mulanya itu juga yang aku rasakan. Sekian tahun bersekolah, tidak ada yang berbeda antara aku dengan mereka. Hingga pada suatu ketika aku menyadari bahwa kita tidak sama, meski perbedaan itu hanya soal Agama. Persoalan agama sering kali menjadi bahan perdebatan antara aku dengan teman teman. Di tempatku bersekolah, pada angkatanku hanya aku saja yang beragama Katholik. Sering kali aku merasa kesepian, belajar sendirian di ruangan yang sangat sederhana  pada saat mata pelajaran agama. Di gereja tidak ada teman sebaya yang aku kenal, mereka rata – rata bersekolah di SD swasta yang notabene beragama Katholik.  Aku mempunyai 3 orang sahabat dekat, kita berempat slalu bersama. Kerjakan tugas sama – sama, makan sama – sama, main sama – sama tapi sayangnya agama kita tak sama.

                Awalnya aku kira mereka berbeda, tetapi pikiran itu salah. Ada salah satu temanku sebut saja dia Q, kita sudah seperti saudara. Tapi aku mengetahui sebuah fakta yang membuatku enggan untuk berkunjung ke rumahnya lagi, orang tuanya melarang Q untuk bergaul dengan orang non Islam. Hingga aku menulis cerita ini, aku belum pernah tahu kebenarannya. Semenjak kejadian itu, aku mulai membatasi diriku. Enggan untuk bermain bahkan sekedar mengobrol. Sedikit saja aku berbicara, sering kali aku dibantah dengan ajaran agama mereka. Padahal awalnya kita tidak menyinggung soal agama sama sekali. Saling teriak, saling bentak, tidak mau mengalah sudah menjadi hal biasa diantara kami.
                Hingga suatu ketika seusai mengikuti pelajaran Komuni Pertama di gereja, aku menyadari satu hal. Kita tidak bisa memilih agama kita apa, orang tua kita siapa, suku kita apa, semuanya sudah diatur dan hal -  hal soal SARA seharusnya bukan persoalan dalam kehidupan bersosial. Menyadari hal itu, “Diam adalah Emas”, dengan diam aku tidak kalah atau mengalah melainkan bersabar dan yakin bahwa semua akan indah pada waktunya.

                Doa dan pengharapanku dikabulkan oleh Tuhan Yesus, masuk SMP aku mepunyai cukup banyak teman baik itu non atau bahkan Islam. Masa – masa SMP ketika kita bercerita, bercanda tanpa memandang siapa kamu, apa agamamu yang terpenting rasa persaudaraan dan perasaan saling memiliki sebagai  “ Sahabat Sejati ”. # Peace Education 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar